Minggu, 30 September 2012

Dangke... keju buatan asli Enrekang


Memperkenalkan kepada anda makanan khas kabupaten Enrekang di provinsi Sulawesi Selatan yakni Dangke. Untuk mengetahui lebih dekat bagaimana cita rasa Dangke ini, kami ajak anda menuju kabupaten Enrekang di provinsi Sulawesi Selatan.  Enrekang merupakan nama salah satu kabupaten yang ada di provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini terletak antara 196 dan 281 kilometer di sebelah utara kota Makassar. Dari Makassar menuju kabupaten Enrekang membutuhkan waktu lebih kurang 6 jam perjalanan. Untuk menuju kabupaten Enrekang ini, anda dapat menggunakan bus umum, mobil daerah ataupun kendaraan pribadi.
Ketika berkunjung ke Enrekang, makanan khas yang patut anda coba yakni Dangke. Konon, Dangke merupakan makanan khas di kabupaten Enrekang yang hanya dapat dijumpai di tempat makanan itu dibuat, meskipun nama makanan ini telah dikenal hingga ke Makassar. dangke merupakan bahasa belanda yang artrinya terima kasih. danke juga biasa disebut sebagai kejunya orang enrekang

Makanan yang berwarna putih seperti tahu dan terasa lembut ketika anda mengkonsumsinya menjadi ciri khas tersendiri dari Dangke. Bagi pecintanya, rasa Dangke dinilai gurih seperti keju dan kenyal seperti tahu. Bedanya, jika tahu dibuat dari fermentasi kacang kedelai. Sementara Dangke dibuat dari susu kerbau yang telah difermentasikan.  Dalam pembuatan dangke biasanya getah yang digunakan adalah daun pepeya dan buah nanas. Jika rasanya agak pahit berarti dangke dicampurkan dengan sari daun pepeya, dan jika rasanya agak kecut dan berwarna kekuningan berarti bahan campurannya dari buah nanas.
Masyarakat Enrekang biasanya membuat Dangke untuk dikonsumsi sendiri ataupun dijual kembali kepada para pemesannya. Untuk membuat Dangke tidaklah mudah. Dalam proses pembuatan makanan ini, mereka harus menyiapkan susu kerbau yang dinilai berkualitas bagus terlebih dahulu. Kualitas susu kerbau itu diyakini dapat mempengaruhi kualitas rasa dari Dangke. Setelah itu, barulah susu kerbau dimasak bersama dengan garam hingga mendidih. Untuk memadatkan rebusan susu kerbau itu, mereka menambahkan sedikit getah dari buah pepaya. Getah dari buah papaya mengandung enzim papain. Enzim papain itulah yang dapat memisahkan air dan protein dalam susu kerbau. Setelah susu kerbau itu terlihat menggumpal, pemberian enzim papain dihentikan. Jika terlalu banyak campuran enzim papain dalam rebusan susu, rasa Dangke menjadi pahit. Setelah campuran susu matang dan terlihat padat, barulah rebusan itu disaring. Untuk membuat Dangke, hanya dibutuhkan kandungan protein yang dalam susu. Sementara kandungan airnya dibuang. Setelah disaring, barulah campuran susu kerbau itu dimasukkan ke dalam cetakan khusus kemudian didinginkan.
Di Enrekang, terdapat beragam bentuk dan ukuran Dangke sesuai selera dari pembuat Dangke itu sendiri. Umumnya, cetakan Dangke terbuat dari tempurung kelapa yang telah dibersihkan dan dibelah hingga berbentuk setengah lingkaran. Sementara untuk penyajiannya, Dangke dapat langsung dikonsumsi setelah matang atau diolah terlebih dahulu menjadi Dangke Goreng serta Dangke Panggang. Lain halnya dengan kebiasaan masyarakat di Enrekang. Mereka biasanya mengkonsumsi Dangke berwarna putih seperti tahu itu bersama dengan Pulu Mandoti, beras ketan yang telah dimasak seperti nasi putih.
tertarik untuk mencoba cita rasa Dangke? anda dapat memperolehnya di beberapa kedai makanan di kabupaten Enrekang. Karena citarasa Dangke lambat laun peminatnya semakin bertambah, kini makanan khas Enrekang ini mulai dijual di beberapa kedai makanan di daerah Rappang, sekitar 200 meter dari kota Makassar

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management